Preloader ria karya elektrindo

Cara Menghitung Kebutuhan Daya Videotron dan Power Supply yang Tepat: Panduan Lengkap untuk Hasil Maksimal

Cara menghitung kebutuhan daya videotron

Daftar isi


Kenapa Cara menghitung kebutuhan daya videotron Sangat Kritis?

Kesalahan dalam menghitung kebutuhan daya videotron dan power supply adalah salah satu penyebab utama kegagalan instalasi display di lapangan. Jika power supply yang dipilih terlalu kecil, display akan mengalami voltage drop yang mengakibatkan flicker, penurunan brightness secara signifikan, atau bahkan kerusakan permanen pada modul LED. Sebaliknya, jika oversized, akan terjadi pemborosan energi dan biaya operasional yang tidak perlu.

Artikel ini menghadirkan panduan berbasis riset mendalam dan data terukur dari standar industri internasional. Kami akan membahas cara menghitung daya videotron dengan akurat, memahami spesifikasi power supply yang tepat, dan mengoptimalkan konsumsi energi untuk performa maksimal.


Apa Itu Videotron dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Sebelum menghitung kebutuhan daya videotron, penting memahami apa itu videotron dan komponen utamanya dalam sistem display.

Definisi dan Jenis Videotron

Videotron (atau sering disebut LED display, electronic billboard, atau outdoor screen) adalah perangkat penampil visual berbasis teknologi LED (Light Emitting Diode) yang mampu menampilkan konten multimedia dengan brightness tinggi dan efisiensi energi yang relatif baik.

Videotron terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan aplikasi dan karakteristik teknis, dengan pixel pitch—jarak antar pixel dalam milimeter—menjadi faktor utama yang menentukan resolusi, kepadatan LED, dan viewing distance optimal.

Kategori Utama Videotron:

  • P10 (10mm pixel pitch): Brightness ≥5500 nits dengan pixel density 10,000 pixels/m², ideal untuk outdoor viewing jarak 10+ meter dengan cost-efficiency terbaik
  • P8 (8mm pixel pitch): Lebih rapat dari P10, brightness 5000-6000 nits, ideal untuk viewing 8+ meter
  • P5 (5mm pixel pitch): Outdoor P5 memerlukan brightness 5000-7000 nits atau lebih untuk tetap terlihat jelas dalam direct sunlight, ideal untuk viewing 5+ meter dengan detail lebih baik
  • Indoor P5: Brightness 600-800 nits, lower voltage dan current requirements, compatible dengan standard power supplies, ideal untuk static long-duration displays
  • P2.5-P4 (Premium): Brightness 3000-5000 nits, viewing 2-4 meter, untuk aplikasi high-definition premium

Faktor-Faktor Kritis yang Mempengaruhi Konsumsi Daya Videotron

Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi daya videotron adalah langkah pertama dalam perhitungan yang akurat.

1. Brightness Level (Tingkat Kecerahan) – Faktor Terbesar

Brightness adalah salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi konsumsi daya. Hubungan antara brightness dan power consumption tidak linear—jika brightness dinaikkan dari 50% menjadi 100%, konsumsi daya bisa meningkat 80-90%, bukan hanya 50%.

Ini karena efisiensi LED menurun pada tingkat drive current yang sangat tinggi. Setiap peningkatan brightness membutuhkan forward current yang lebih tinggi, dan konsumsi daya LED adalah fungsi dari voltage × current.

2. Jenis Konten yang Ditampilkan

Konten dengan dominasi warna dan brightness berbeda mengkonsumsi daya sangat berbeda:

  • Konten Putih 100% (full white): Konsumsi daya maksimal, mencapai 100% dari rated peak power
  • Konten Campuran (50% coverage): Konsumsi daya rata-rata 60-70% dari rated power
  • Konten Gelap (banyak area hitam): Konsumsi daya minimal, hanya 20-30% dari rated power

3. Pixel Pitch dan Kepadatan LED

Pixel pitch yang lebih kecil menghasilkan kepadatan pixel lebih tinggi dan resolusi lebih baik, tetapi juga berarti lebih banyak LED per square meter dan konsumsi daya yang lebih tinggi.

Contoh kepadatan LED berdasarkan pixel pitch:

  • P10: 10,000 pixels/m²
  • P8: ~15,600 pixels/m²
  • P5: 40,000 pixels/m²
  • P2.5: ~160,000 pixels/m²

4. Ukuran Display (Luas Area)

Semakin besar ukuran videotron, semakin besar total daya yang dibutuhkan. Perhitungan dasar menggunakan satuan watt per meter persegi (W/m²).

5. Kondisi Lingkungan dan Usia Display

Videotron yang terpasang di lingkungan ekstrem (suhu tinggi, debu, kelembaban) memerlukan daya lebih untuk maintain brightness. Unit videotron yang sudah terpasang bertahun-tahun biasanya mengkonsumsi daya 10-20% lebih tinggi karena degradasi LED alami.


Rumus dan Metode Menghitung Kebutuhan Daya Videotron

Sekarang kita masuk ke bagian teknis dengan rumus yang didasarkan pada standar industri terukur.

Metode 1: Perhitungan Berbasis Power Density (Paling Akurat)

Formula Dasar yang Direkomendasikan Industri:

Daya Total (Watt) = Luas Display (m²) × Konsumsi Spesifik (W/m²) × Faktor Brightness

Penjelasan Variabel:

  • Luas Display: Panjang × Lebar (dalam meter)
  • Konsumsi Spesifik: Daya per square meter sesuai spesifikasi manufacturer datasheet
  • Faktor Brightness: Faktor koreksi 0.5-1.0 tergantung brightness setting (0.5 = 50% brightness, 1.0 = 100% brightness)

Standar Konsumsi Daya Terukur Berdasarkan Pixel Pitch & Aplikasi:

Outdoor full-color display dengan brightness 5500-8000 cd/m² memiliki maximum power consumption 750-1200W per square meter pada full white content dan brightness maksimal.

Indoor full-color screen dengan brightness rata-rata 1200-2000 nits (kondisi normal operation non-white content) mengkonsumsi sekitar 500 W/m².

Tabel Referensi Power Consumption Terukur:

Tipe VideotronPixel PitchBrightness TypicalAvg Power (W/m²)Peak Power (W/m²)
Indoor StandardP3-P51000-1500 nits300-400500-700
Indoor PremiumP1.2-P2.51500-2000 nits400-500700-900
Semi-OutdoorP3-P82000-4000 nits400-700800-1100
Outdoor Standard P10P10≥5500 nits500-700900-1100
Outdoor Premium P8-P5P5-P8≥5500-6000 nits700-9001000-1300
Transparent/MeshP7.8-P12.52500-3000 nits200-350350-450

Catatan: Avg Power adalah konsumsi normal operation (brightness 70%, konten campuran). Peak Power adalah kondisi ekstrim (brightness 100%, konten putih full).

Contoh Kalkulasi Real:

Anda akan memasang videotron outdoor P10 dengan ukuran 10m × 5m di gedung komersial:

Data Input:

  • Luas = 10 × 5 = 50 m²
  • Pixel pitch: P10 outdoor
  • Brightness target: 75% (normal operation outdoor)
  • Dari tabel: Avg Power P10 = 600 W/m² (estimasi tengah range)

Kalkulasi Daya Normal Operation:

  • Daya = 50 m² × 600 W/m² × 0.75 = 22,500 W (22.5 kW)

Kalkulasi Daya Puncak (untuk pemilihan PSU):

  • Daya Puncak = 50 m² × 1000 W/m² × 1.0 = 50,000 W (50 kW)

Metode 2: Kalkulasi Berbasis Per-LED Power (Untuk Kebutuhan Khusus)

Metode ini lebih detail untuk custom configuration atau verifikasi:

Total Power per Square Meter = LED Density (LED/m²) × Power per LED (watts). Sebagai contoh, jika module size 1m × 1m dengan 10,000 pixels per square meter, dan setiap LED menggunakan 0.5W, maka total power untuk 1 meter adalah: 10,000 LEDs × 0.5W = 5,000 W/m².

Metode ini memberikan estimasi conservative (lebih tinggi), berguna untuk pemilihan PSU dengan safety margin yang cukup.

Metode 3: Rumus Standart Industri (Quick Reference)

Formula yang digunakan industri adalah: Power Consumption (PC) = Screen Area (SA) x Power Density (PD) x Brightness (B), dimana SA adalah area dalam square meter, PD adalah watt per square meter, dan B adalah brightness percentage.


Cara Memilih Power Supply yang Tepat untuk Videotron

Setelah mengetahui konsumsi daya videotron, langkah berikutnya adalah memilih power supply (PSU) yang sesuai.

Penentuan Rating Power Supply dengan Safety Factor

Formula Industri Standard untuk Pemilihan PSU:

Rating PSU = Daya Puncak Videotron × Safety Factor (1.2 - 1.3)

Safety factor ini kritis karena:

  • Inrush current terjadi saat power-on, menghasilkan spike arus yang bisa 70-100 kali lebih tinggi dari rated current dalam periode singkat (½ hingga 1 cycle AC)
  • Untuk instalasi critical, disarankan menggunakan safety margin 20-30%: Final Power Requirement = Adjusted Power × 1.2 (or 1.3 for critical installations)
  • Memberikan margin untuk degradasi PSU seiring waktu
  • Memungkinkan headroom untuk penambahan module di masa depan

Contoh Pemilihan PSU Praktis:

Dari contoh sebelumnya, videotron 50m² P10 dengan daya puncak 50 kW:

  • Rating PSU minimum = 50 × 1.2 = 60 kW
  • Pilihan praktis di pasaran: PSU 63kW atau 75kW
  • Untuk future-proof: PSU 75-90kW

Tipe-Tipe Power Supply untuk Videotron

1. Industrial Power Supply (SMPS – Switching Mode Power Supply)

Cocok untuk instalasi 1-20kW dengan efisiensi 85-95%. SMPS adalah standar industri karena compact, efisien, dan cost-effective.

2. Three-Phase Power Distribution System

Untuk instalasi besar (>20kW), mengkonversi 3-phase AC menjadi multiple DC output dengan efisiensi 90-96%. Lebih efisien dari single-phase SMPS.

3. Redundant Power System

2 atau lebih PSU bekerja parallel untuk reliability—jika satu fail, display tetap berjalan degraded. Sangat penting untuk mission-critical applications.

Rekomendasi Power Supply Meanwell untuk Videotron

Meanwell menawarkan rangkaian lengkap LED power supply yang ideal untuk aplikasi videotron, mulai dari 40W hingga 600W dengan rating voltage 12V/24V/36V/48V/54V.

Untuk Instalasi Videotron Outdoor & Indoor:

1. Meanwell HLG Series (40W – 600W)

HLG Series adalah metal case constant voltage + constant current LED driver dengan efficiency hingga 96%, fanless design yang dapat beroperasi pada temperature range -40°C hingga +90°C case temperature. Cocok untuk videotron dengan karakteristik:

  • IP67/IP65 ingress protection level untuk indoor dan outdoor applications
  • Memiliki berbagai function options seperti dimming methodologies untuk optimal design flexibility
  • Model tersedia: HLG-40H (40W), HLG-100H (100W), HLG-120H (120W), HLG-150H (150H), HLG-185H (185W), HLG-240H (240W), HLG-320H (320W), HLG-480H (480W), HLG-600H (600W)
  • Operates dari 90-305VAC dengan rated voltage options 12V hingga 54V
  • Warranty: 7-year standard

Contoh pemilihan: Untuk videotron 50m² P10 outdoor dengan daya puncak 50 kW yang memerlukan PSU 50-63 kW, gunakan multiple units HLG-600H (600W each) dalam konfigurasi parallel. Sebagai contoh, 80 unit HLG-600H parallel akan menghasilkan 48 kW total capacity, yang cukup untuk kebutuhan 50 kW dengan margin safety.

2. Meanwell UHP-1500 Series (1500W – High Power) Discontinued

UHP-1500 adalah fanless conduction-cooled power supply 1500W yang ideal untuk:

  • Instalasi besar yang memerlukan silent operation (fanless design eliminates fan noise)
  • Operasi di lingkungan ekstrem dengan temperature range luas
  • Programmable output voltage dan current dengan external DC control

3. Meanwell LRS Series (35W – 600W – Industrial Standard)

LRS series adalah low-profile enclosed type industrial power supply, cocok untuk:

Spesifikasi PSU Kritis yang Harus Diverifikasi

Output Voltage: Harus match spesifikasi videotron (5V, 12V, 24V DC atau kombinasi).

Output Current (Ampere): Capacity arus harus sufficient untuk peak operation semua LED pada brightness maksimal.

Efficiency Rating: Untuk operational efficiency maksimal, pilih PSU dengan efisiensi ≥ 90%, lebih baik ≥ 92%. Efisiensi 5% lebih tinggi bisa menghemat puluhan juta rupiah per tahun untuk instalasi besar.

Protection Features Yang Wajib Ada:

  • Over-voltage protection (OVP)
  • Over-current protection (OCP)
  • Over-temperature protection (OTP)
  • Short-circuit protection
  • Soft-start circuit untuk mengurangi inrush current spike yang bisa mencapai 70-100x rated current

Reliability Specification:

Pilih PSU dengan Mean Time Between Failure (MTBF) ≥ 100,000 jam (≈11+ tahun continuous operation).


7 Langkah Praktis Menghitung Daya Videotron Anda

Mari terapkan teori ke praktik dengan langkah-langkah konkret:

Langkah 1: Kumpulkan Spesifikasi Videotron Akurat

Dapatkan informasi teknis dari supplier atau datasheet resmi manufacturer:

  • Ukuran fisik (panjang × lebar dalam meter)
  • Model/pixel pitch eksak (P5, P8, P10, dll)
  • Brightness rating dalam nits atau cd/m²
  • Jenis packaging LED (DIP, SMD2525, SMD3535, dll)
  • Jenis usage (indoor/outdoor/semi-outdoor)

Langkah 2: Tentukan Power Consumption Specification

Lihat datasheet manufacturer resmi untuk nilai W/m² pada kondisi brightness penuh. Jika tidak tersedia, gunakan tabel referensi standar industri di atas, kemudian verifikasi dengan supplier.

Langkah 3: Hitung Luas Total Display Akurat

Luas = Panjang × Lebar (dalam meter). Contoh: 8m × 4m = 32 m².

Langkah 4: Kalkulasi Daya Normal Operation

Daya Normal = Luas × Konsumsi Spesifik × 0.7 (asumsi brightness rata-rata 70% dengan konten campuran)

Contoh: 32 m² × 600 W/m² × 0.7 = 13,440 W (13.4 kW)

Langkah 5: Tentukan Daya Puncak (Peak Power)

Daya Puncak = Luas × Konsumsi Spesifik (pada brightness 100% + konten putih full)

Contoh: 32 m² × 1000 W/m² = 32,000 W (32 kW)

Langkah 6: Tentukan Kebutuhan PSU dengan Safety Factor

Rating PSU = Daya Puncak × 1.3

Contoh: 32 kW × 1.3 = 41.6 kW → Pilih PSU standar 50 kW di pasaran

Langkah 7: Verifikasi Kapasitas Infrastruktur Listrik

Pastikan main panel dan supply listrik dari utility mampu menyediakan arus dan kapasitas dibutuhkan. Konsultasikan dengan teknisi instalasi lokal untuk memastikan wiring, circuit breaker, grounding sesuai standar PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) Indonesia atau equivalent code lokal.


Tips Optimasi Daya dan Penghematan Energi Operasional

Brightness Management Otomatis

Implementasikan automatic brightness control yang menyesuaikan brightness berdasarkan ambient light intensity. Teknologi ini bisa menghemat 30-50% konsumsi energi tanpa mengurangi visibility signifikan.

Desain Konten Hemat Energi

Desain konten dengan lebih banyak area gelap atau warna dingin (biru, hijau) dibanding putih terang. Research menunjukkan kombinasi gelap-terang biasanya lebih menarik secara visual dan hemat energi.

Thermal Management Optimal

Pastikan ventilasi di sekitar videotron lancar dan cooling system (jika ada) berfungsi normal. Overheating menyebabkan LED perlu drive current lebih tinggi untuk maintain brightness, mengkonsumsi lebih banyak daya.

Scheduled Operation Programming

Program videotron untuk off atau reduced brightness pada jam-jam tertentu (malam jam 12-5 pagi, atau saat peak load jaringan listrik lokal).

Maintenance Berkala

Bersihkan display secara rutin dari debu. Debu mengurangi brightness optic output, sehingga LED dipaksa bekerja lebih keras untuk compensate.


FAQ: Pertanyaan Umum tentang Perhitungan Daya Videotron

Q: Apa perbedaan “rated power” dan “average power” pada videotron?

A: Rated power adalah daya maksimal pada kondisi 100% brightness dengan konten putih penuh (worst case scenario). Average power adalah daya yang dikonsumsi dalam penggunaan normal (brightness 70%, konten campuran), biasanya 60-70% dari rated power. Gunakan average power untuk estimasi operational cost bulanan, dan rated power untuk pemilihan PSU.

Q: Bolehkah saya menggunakan PSU dengan rating lebih kecil dari perhitungan?

A: Tidak disarankan. PSU undersized menyebabkan voltage drop, inconsistent brightness, dan memperpendek umur PSU karena selalu bekerja di edge kapasitas. Worst case, PSU akan automatic shutdown dan display mati total saat traffic tinggi.

Q: Mengapa ada spike arus saat power-on (inrush current)?

A: LED driver berisi capacitor internal. Saat power-on, capacitor charge dalam kurang dari 1 millisecond, menciptakan inrush current yang bisa 100 kali lebih tinggi dari continuous current rating. Ini adalah alasan mengapa safety factor diperlukan.

Q: Berapa efisiensi typical power supply untuk videotron di lapangan?

A: PSU modern industrial memiliki efisiensi 85-96%. Artinya, jika videotron butuh 30kW actual, PSU yang dibutuhkan dari supply listrik ≈ 30 / 0.92 = 32.6kW (+2.6kW hilang sebagai heat). Untuk penghematan long-term, pilih PSU ≥ 92% efficient.

Q: Apakah perlunya emergency backup battery untuk videotron?

A: Untuk aplikasi indoor entertainment, tidak wajib. Untuk outdoor advertising mission-critical, UPS 5-10kVA bisa berguna untuk graceful shutdown dan automatic brightness reduction saat power loss, tapi cost-benefit harus dievaluasi per project.

Q: Bagaimana jika videotron saya flicker atau brightness menurun?

A: Pertama periksa thermostat—suhu optimal 40-60°C. Jika overheating (>70°C), tambah pendingin atau kurangi brightness setting. Jika normal temp tapi brightness menurun, kemungkinan LED sudah degradasi (normal setelah 5+ tahun). Pada kasus ini, upgrade module atau ganti PSU mungkin diperlukan.


Perhitungan Akurat adalah Investasi Jangka Panjang

Menghitung kebutuhan daya videotron dan power supply dengan akurat menghindarkan Anda dari masalah operasional dan finansial jangka panjang. Kesalahan perhitungan bisa berakibat:

  • Pemborosan energi hingga 40% akibat PSU oversized
  • Display flicker atau brightness inconsistent akibat PSU undersized
  • Downtime tidak terduga dan costly repairs
  • Umur PSU dan display berkurang signifikan

Gunakan metodologi dan langkah-langkah dalam artikel ini, verifikasi dengan supplier terpercaya yang memiliki datasheet resmi, dan konsultasikan dengan teknisi instalasi profesional sebelum finalizing pembelian PSU. Dengan perencanaan matang, videotron Anda akan beroperasi optimal selama 5-10 tahun mendatang.


Schema Markup (JSON-LD)


Sumber Referensi dan Bacaan Lanjutan

  1. NSEL LED Cloud – LED Display Power Consumption Guide (May 2024) – Comprehensive technical whitepaper tentang calculation methods.
  2. Refresh LED – How to Calculate LED Display Power Consumption (September 2025) – Power density calculation formulas dengan practical examples.
  3. LED Control – How to Calculate the Power Consumption of LED Electronic Screen (January 2021) – Detailed breakdown by pixel pitch dan aplikasi dengan data terukur dari industri.
  4. DOIT VISION – How to Calculate LED Display Power Consumption (July 2025) – Comprehensive guide dengan case studies dan electricity cost calculations.
  5. ABB – How to Protect Lighting Circuits for LED Lights (2024) – Technical documentation tentang inrush current, safety margins, dan protection standards, https://new.abb.com/news/detail/67528/how-to-protect-lighting-circuits-for-led-lights
  6. VST Lighting – Steps To Calculate Drivers For LED Profiles (August 2025) – Systematic power calculation methodology dengan derating factors dan safety margins 20-30%,
  7. Linsn LED – P5 LED Panel: Structure, Specs & Application Insights (August 2025)
  8. uPowerTek – LED Driver Inrush Current and MCB Quantity (January 2024) – Technical analysis tentang inrush current factors dan protective device selection.
  9. PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) – Standar instalasi listrik nasional Indonesia untuk power distribution dan circuit protection requirements
  10. IEC 61000-3-2 – Standar internasional untuk harmonic current emissions dari equipment listrik, mempengaruhi design power supply untuk videotron
  11. IEEE 1415-2000 – IEEE Guide for Induction Machinery Maintenance Testing and Failure Analysis – Guidelines untuk power equipment reliability dan MTBF calculation

Catatan Penting dari Penulis

Artikel ini telah disusun berdasarkan riset mendalam dari multiple authoritative sources dan standar industri internasional. Namun, kami menyadari bahwa teknologi dan spesifikasi produk terus berkembang, dan kondisi lapangan bisa berbeda-beda tergantung lokasi, manufaktur, dan implementasi spesifik.

Kami memohon maaf jika terdapat:

❌ Kesalahan dalam penulisan atau penyampaian informasi teknis

❌ Data spesifikasi yang sudah update dan tidak tercermin di artikel ini (manufacturer bisa merilis versi baru dengan spesifikasi berbeda)

❌ Interpretasi istilah teknis yang kurang tepat atau membingungkan

❌ Referensi atau link yang tidak lagi aktif

Rekomendasi untuk menggunakan artikel ini dengan aman:

  1. Selalu verifikasi dengan supplier resmi – Minta datasheet terbaru dari manufacturer untuk spesifikasi akurat produk yang akan Anda gunakan
  2. Konsultasikan dengan teknisi profesional – Setiap instalasi memiliki kondisi unik. Teknisi berpengalaman lokal dapat menyesuaikan perhitungan dengan infrastruktur listrik dan lingkungan spesifik Anda
  3. Cross-check dengan multiple sources – Gunakan article ini sebagai panduan umum, bukan satu-satunya referensi
  4. Test di lapangan – Ketika instalasi berjalan, monitor konsumsi daya aktual dengan power meter untuk validate perhitungan teoritis

Jika menemukan kesalahan atau informasi yang perlu dikoreksi, silakan hubungi kami melalui channel feedback website.


Tentang “Info Otomasi

Info Otomasi adalah platform informasi profesional yang dedicated untuk memberikan panduan teknis, tutorial, dan riset mendalam tentang teknologi industrial, automation, dan electrical engineering. Kami berkomitmen untuk:

✅ Menyediakan informasi akurat dan terverifikasi dari multiple reliable sources
✅ Update konten secara berkala mengikuti perkembangan teknologi terbaru
✅ Transparansi tentang keterbatasan dan asumsi dalam setiap artikel
✅ Mengutamakan keselamatan kerja dan best practices industri
✅ Terbuka untuk feedback dan koreksi dari pembaca dan expert

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini disediakan “as-is” untuk tujuan edukatif. User bertanggung jawab untuk memverifikasi informasi dengan sources resmi dan berkonsultasi dengan expert lokal sebelum mengimplementasikan dalam project aktual. Info Otomasi tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul dari penggunaan artikel ini.


Terima kasih telah membaca. Semoga artikel mendalam ini bermanfaat untuk proyek teknis dan instalasi Anda. 🙏

Apakah ada bagian tertentu yang ingin dikoreksi atau diperjelas? Silakan kontak kami.

About the Author

Info Otomasi

Info Otomasi adalah tim ahli di balik artikel-artikel teknis mendalam ini. Dengan pengalaman kolektif lebih dari 15 tahun di industri Otomasi Industri dan Kontrol Elektronik, fokus kami adalah menyajikan wawasan yang akurat, teruji, dan holistik. Kami bukan sekadar penulis, tetapi praktisi yang secara rutin berhadapan langsung dengan Inverter, Power Supply, Driver LED, dan implementasi Industri 4.0 di lapangan.

You may also like these